A. Sejarah Benteng Somba Opu
Dari beberapa catatan sumber sejarah di peroleh keterangan bahwa Benteng Somba Opu didirikan atas perintah Raja Gowa IX yaitu karaeng Tumaparisi Kallonna yang memerintahkan memasang tembok di sekeliling kota Somba Opu yang terbuat dari tanah liat, kemudian dilanjutkan oleh Raja Gowa XII Karaeng Tunijallo’ dan diberi batu bata oleh Raja Gowa XIV Sultan Alauddin. Pada akhirnya disempurnakan dan dijadikan sebagai benteng induk atau benteng utama dari beberapa benteng pertahanan yang ada dalam wilayah Kerajaan Gowa oleh Sultan Hasanuddin sebagai Raja Gowa XVI (1631-1670). Demikian pula beliau menjadikannya sebagai tempat kediaman atau istana Raja sesudah Benteng Kale Gowa, juga sebagai ibukota dan pusat pemerintahan Kerajaan Gowa, maka jelaslah pula kekuasaan dan pengaruhnya sangat besar di seluruh Indonesia bagian Timur khususnya di daerah Sulawesi Selatan. Sejalan dengan makin berkembangnya kerajaan Gowa itu, makin bertambah pula kemnkinan adanya perlawanan dan serangan-serangan terhadap kekuasaan Kerajaan Gowa, baik yang datang dari dalam maupun yang datang dari luar seperti bangsa Portugis, Spanyol, Inggris dan terutama Bangsa Belanda.
Kerajaan Gowa merasa sangat perlu untuk memperkuat benteng pertahanannya. Oleh karena itu selain Benteng Somba Opu didirikan pula serankaian benteng-benteng pertahanan seperti Benteng Tallo, benteng Ujungpandang, Benteng Ujung Tanah, Benteng Mariso, Benteng Panakukang, Benteng Garassi, Benteng Galesong, Benteng Barombong an sebagainya. Jadi Benteng Somba Opu inilah yang merupakan benteng kebanggaan kerajaan Gowa.
Keberhasilan dalam dunia maritim di Asia Tenggara yang berpusat di Somba Opu Makassar menarik banyak pedagang, Somba Opu membeberkan suasana yang baik dari pada pelabuhan lain dalam pertukaran barang-barang seperti rempah-rempah dari Maluku, kain dari India, barang logam dan sutra dari Cina, perak dari Spanyol/Mexico dan lada dari Sumatera dan kalimantan.
Somba Opu jadi pusat perdagangan, kota niaga telah berperan secara internasional. Rupanya kejayaan itulah yang membuat VOC berusaha menggalakkan usaha-usahanya untuk merebut kejayaan orang Makassar memonopoli perdagangan rempah-rempah di Maluku. Kejayaan itulah orang asing banyak mengunjungi Somba Opu pada periode I sampai pertengahan abad ke-17 bahkan portugis mendirikan basis perdagangan utamanya di Asia Tenggara sesudah jatuhnya Malaka. Inggris mendirikan sebuah industri kecil dalam tahun 1613 dan membangun suatu hubungan khusus dalam tahun 1630-an.
Pada Tanggal 15 Juni 1669 belanda mengadakan serangan yang terbesar atas benteng Somba Opu karena perundingan-perundingan yang diajukan Belanda semua ditolak oleh Sultan dan pada malam 24 Juni 1669 Somba Opu dihancurkan dengan dinamid sampai rata dengan tanah. Sejak saat itu lumpulah kekuatan Gowa. Sultan Hasanuddin mengundurkan diri dan diganti oleh anaknya. Kekalahan Kerajaan Gowa jika dilihat dari strategis pertahanan seperti bangunan-bangunan benteng hanya difokuskan pada pertahanan serangan dari laut, sehingga pasukan belanda dapat menyerang dari darat.
Jadi pada zaman pemerintahan Sultan Hasanuddin Benteng Somba Opu yang tadinya berperan sebagai pelabuhan internasional lebih berperan sebagai benteng pertahanan dari serangan Belanda.
by ale
0 komentar:
Posting Komentar