Selasa, 15 November 2011

VERNAKULAR NUSANTARA

Amos Rapoport (1969) membagi bangunan ke dalam kelompok sebagai berikut:




Arsitektur tradisi besar  merupakan karya yang umumnya bersifat monumental, megah, dan dibuat untuk kepentingan bersama, pemerintah, atau sekelompok orang untuk menunjukkan kekuasaannya. 
Sedangkan  arsitektur tradisi rakyat, menurut Amos Rapoport, merupakan terjemahan langsung dari kebutuhan dan nilai-nilai dalam kehidupan manusia yang dilakukan secara sadar ke dalam bentuk fisik suatu budaya.
Bangunan primitif dipahami sebagai bangunan yang dihasilkan oleh kelompok sosial yang didefinisikan sebagai primitif oleh ahli antropologi. Menurut Redfield, salah satu ciri bangunan primitif adalah penggunaan teknologi yang sederhana. 
Rumah merupakan objek studi yang sangat penting untuk memahami arsitektur vernakular di suatu tempat. Lebih dari sekadar bangunan, rumah merepresentasikan siapa dan apa yang dilingkupinya.
Di dalam arsitektur sebuah rumah terangkum aspek-aspek yang terlihat maupun tak terlihat, kerangka waktu dalam pada mana ia ada, serta kekuatan sosial budaya yang melatarbelakanginya. Selain itu, rumah mencerminkan gagasan perancangan yang secara disadari ataupun tidak dipahami oleh pemilik rumah dan
perancangnya. Rumah tradisional memiliki makna dan posisi lebih dibandingkan rumah-rumah vernakular pada umumnya….. Arsitektur tradisional merupakan bentukan arsitektur yang diturunkan dari satu generasi ke generasi berikutnya.  Mempelajari bangunan  tradisional berarti mempelajari tradisi masyarakat yang lebih dari sekadar tradisi membangun secara fisik.
Masyarakat tradisional terikat dengan adat yang menjadi konsesi dalam hidup bersama. Untuk memahaminya, perlu dibahas orientasi umum masyarakat tradisional terlebih dahulu, sehingga dapat menampilkan gambaran keterkaitan antara morfologi bangunan tradisional dengan faktor-faktor yang mempengaruhinya.

Hubungan Manusia dengan Lingkungan
 Menurut Yi Fu Tuan dalam “Man and Nature” (1974):
1.  Idealisme Eden (model surgawi)


2.  Idealisme kosmos


3.  Pemisahan kota-alam 





Menurut Florence Kluckhon (1953) ada tiga tahapan vernakular
1.  Tahap mitis: manusia berada di bawah kekuatan alam dan hidup penuh
kekhawatiran di bawah ancaman keganasan alam.
2.  Tahap ontologis: manusia mulai menguasai alam, namun belum
sepenuhnya melepaskan diri dari alam.
3.  Tahap fungsional


sumber :  Nuryanto, Arsitektur Vernakular (Tradisional) Indonesia


0 komentar:

Posting Komentar